11 March 2012

Ciri Desain Brosur Yang Jelek

Coba simak Ciri Desain Brosur Yang Jelek dibawah ini, supaya kita tidak meniru membuat desain brosur seperti ini (meskipun kita memakai software canggih seperti CorelDRAW). Banyak faktor yang membuat desain brosur tampak terlihat buruk, ada tujuh alasan mengapa justru banyak brosur yang dibuat oleh desainer grafis amatir langsung jadi gagal total. Hindari tujuh item dalam desain brosur pada perusahaan kita.

Berikut tujuh (7) item tanda desain brosur yang buruk:

1. Semua teks, tidak ada gambar (hanya sedikit).

Pertama, menghindari pencetakan brosur yang memiliki banyak teks dan hampir tidak ada foto/gambar produk. Bermainlah dengan perpaduan gambar dan teks yang seimbang. Terlalu banyak teks dan hampir tidak ada gambar produk pada brosur, akan sangat melelahkan untuk dilihat dan dibaca.

Jadi jika kita menemukan tata letak teks brosur kita menjadi lebih banyak dibanding sedikit gambar kecil atau tidak ada gambar produk sama sekali, kita sudah harus mulai meninjau konten kita untuk membuatnya lebih bagus lagi.

2. Semua paragraf, tidak ada daftar atau subbagian.

Kedua, pada teks konten brosur itu sendiri, salah satu tanda brosur sampeyan jelek adalah konten teks yang terbuat dari semua paragraf tanpa daftar, tidak ada subpos dan tidak ada subbagian.

Ini berarti bahwa seluruh desain brosur ini terdiri dari paragraf. Blok paragraf yang tampak terlihat menakutkan untuk dibaca. Tidak ada yang suka membaca brosur seperti itu, dan sulit untuk mencari informasi yang benar-benar tersirat di brosur tersebut

3. Font Style, terlalu banyak gaya font (huruf).

Jika desain brosur kita memiliki  terlalu banyak gaya font (Font Style), maka desain brosur ini berkategori jelek alias buruk.

Bila kita menggunakan gaya font terlalu banyak dalam desain brosur, hanya membuat tata letak keseluruhan terlihat lebih berantakan dan tentu saja sulit untuk dibaca.

Tak seorang pun ingin menghabiskan waktu tambahan mencoba untuk mencari tahu makna huruf yang ada dalam desain cetak brosur model begitu.

Maka, yang terbaik adalah menggunakan font yang sederhana, mungkin sans serif font yang bersih dan mudah dimengerti bisa jadi andalan.

4. Tidak ada gambar produk pada desain brosur.

Ketika sebuah desain brosur tidak memiliki gambar produk yang dijual, maka itu adalah desain brosur yang buruk. Karena gambar (foto produk) adalah benar-benar akan memberi dampak persuasif pada pembaca.

Banyak gaya desain brosur dengan gaya sedikit teks, tapi kaya akan gambar atau foto produk yang ingin ditonjolkan. Gambar bisa bermakna sejuta kata…

5. Terlalu banyak warna.

Tanda lain desain brosur yang buruk adalah layout dengan warna terlalu banyak. Sebuah brosur terlalu berwarna-warni dengan teks, gambar dan grafis semua berbeda dalam warna dasarnya adalah sebuah tanda desain brosur yang amatiran.

Berarti, sang desainer grafis-nya sedang malas dalam menyempurnakan skema warna yang indah pada desain brosur cantik yang dibuatnya…

6. Tidak ada panggilan untuk bertindak.

Jika desain brosur tidak memiliki pernyataan sederhana yang mengajak orang untuk bertindak seperti “beli sekarang” atau “call now“, maka brosur tersebut bisa dikategorikan buruk.

Sebuah panggilan ACTION untuk bertindak adalah penting dalam brosur, karena itu adalah unsur yang akan membantu mencapai tujuan brosur sebagai media promosi dan sumber informasi produk yang ditawarkan.

Sekali kita  menawarkan barang kepada umum, maka ajak calon konsumen kita untuk GO ACTION membeli produk yang kita jual

7. Kualitas cetak brosur yang rendah (JELEK).

Akhirnya, tanda besar brosur kita menjadi buruk (jelek) adalah bahan berkualitas rendah cetak. Bahan tipis dan kertas mudah rusak biasanya akan menjadi biang keladi brosur kita kelihatan jadi murahan…

Kita pilih bahan kertas cetak brosur yang pantas. Efek finishing akhir pada brosur seperti varnish atau laminating (UV) akan sangat membantu pencitraan dan kualitas brosur yang baik dan bermutu.

Nah, sudahkah kita puas dengan desain brosur perusahaan kita...?!? Terlihat bagus atau burukkah…?!?


Pengelola Blog

Zainoel Arifin Isa'i : Penulis Blog. Ketika aku tidak nongkrong di warung kopi atau menyusuri hutan atau juga mendaki gunung, aku sibuk menjadi tukang desain lepas yang bermarkas di sudut kamar belakang rumah di daerah pelosok desa terpencil lereng Gunung Arjuno.
Machfudz Arif : Teknisi Blog. Pekerjaan sebagai Web and Mobile App Developer yang bermarkas di Lembah Tlogo Krabyaan di sebuah dusun yang dikelilingi perbukitan nan elok dan berudara segar.

3 comments:

  1. Wah Artikelnya unik ya..salam kenal mas

    ReplyDelete
  2. bagus mas artikelNya, tapi tentunya, andai kata disertakan dengan gambar, tentunya mempermudah kita mencerna artikel ini mas.
    Hanya saran saja mas, karena saya sendiri belajar banyak dari blog ini.

    ReplyDelete
  3. mantab sob, artikel yang sangat membantu, bisa jadi pembelejaran nih..

    ReplyDelete

Berkomentarlah yang bijak, iklan/spam langsung dihapus